Senjoyo, in de desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran (richting Tinkgkir / Solo) ligt op ongeveer 3 km afstand van Salatiga.
Vroeger was het slechts een watervijver voor de drink [watervoorziening,] om er te baden, te zwemmen, de was te doen en voor de irrigatie van de sawahs. Maar Senjoyo was ook een heilige plaats, vanwege de aanwezigheid van een waringin.
Sedert 1921 werd door de Nederlanders daaruit ook water onttrokken voor de drinkwatervoorziening van Salatiga.
Tegenwoordig is het een bekend recreatiegebied. Maar ze dient ook als waterreservoir voor de stad Salatiga en haar inwoners. De drink watermaatschappij "Perusahaan Daerah Air Minum" (PDAM) Kota Salatiga maken er gebruik van, de PDAM Kabupaten Semarang, de textielfabriek PT Damatex, en het militair bataljon Yonif 411 in Salatiga.
Helaas treft men er nu hoe langer hoe meer afval aan.
Nama Senjaya pada Sendang Senjaya berasal dari tokoh pewayangan, yaitu Arya Sunjaya atau Sunjaya merupakan keturunan dari Arya Widura. Kalah berperang dengan Adipati Karna kemudian moksa menjadi Sendang Senjaya. Sendang Senjaya konon dipercaya sebagai tempat yang memiliki berkah dan sering digunakan orang sebagai tempat untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Di sinilah dahulu Mas Karebet yang juga dikenal dengan nama Joko Tingkir yang kemudian menjadi Sultan Hadiwijaya, sering melakukan lelaku Kungkum * sebelum memutuskan mengabdi menjadi prajurit di Kerajaan Demak.
*Tradisi Kungkum yang selalu dilakukan masyarakat pada hari malam Selasa Kliwon dan malam Jum’at Kliwon sebagai wujud bentuk permohona doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
0 Response to "Wisata Air Senjoyo kota Solotigo"
Posting Komentar